Hadits tentang materi pendidikan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Islam menghendaki
agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana
yang telah digariskan oleh Allah. Akan tetapi pendidikan Islam disini mencakup
pengajaran umum dan pengajaran agama, yang didasari dengan langkah-langkah mengajar
yang disebut dengan metode pengajaran. Dalam pendidikan Islam, pengajaran agama
Islam mencakup pembinaan keterampilan, kognitif, dan afektif yang menyangkut
pembinaan rasa Iman, rasa beragama pada umumnya. Adapun metode pendidikan Islam
yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk menyampaikan bahan
atau materi pendidikan Islam kepada anak didik. Dengan penggunaan metode yang tepat memungkinkan
semakin mudah untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana dicontohkan oleh
Rasulullah SAW. Dalam beberapa cuplikan hadis dalam makalah yang akan kami
sampaikan ini.
2.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari
makalah ini ialah :
a.
Bagaimana hadist tentang metode menciptakan situasi
yang menyenangkan dalam pendidikan islam?
b.
Apa saja metode pengajaran pendidikan berdasarkan
hadits rasulullah?
c.
Apa saja dalil al qur’an yang menjelaskan tentang
metode pengajaran dalam islam?
3.
Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah
ini ialah :
a.
Mengetahui cara menciptakan situasi yang
menyenangkan dalam pendidikan islam.
b.
Mengetahui metode metode pengajaran pendidikan
berdasarkan hadits rasulullah.
c.
Mengetahui dalil qur’an yang menjelaskan tentang
metode pengajaran dalam islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Materi Hadits Utama
عن ابي بُرْدَةَ عن ابي موسى قال كَانَ رسولُ الله صلى
الله عليه وسلم اِذَا بَعَثَ اَحَدًا مِنْ اَصْحَا بِهِ فِي بَعْدِ اَمْرِهِ قال
بَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا وَيَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْ ( اخرجه مسلم في
الجهاد )
“Dari abi
Burdah dari abi Musa ia berkata, Rasulullah SAW jika mengutus salah seorang
sahabatnya dalam suatu perkaranya Nabi bersabda: “ buatlah mereka bahagia dan
jangan kau buat takut, dan permudahlah jangan kau persulit”. ( H.R Muslim dalam
kitab jihad ).
-
Mufradat
بَشِّرُوا berilah berita gembira
وَلاَ تُنَفِّرُوا janganlah membuat gelisah hingga meninggalkan
وَيَسِّرُوا Berilah kemudahan
وَلاَ
تُعَسِّرُا janganlah mempersulit
·
Penguraian Hadits
a. Perintah
Mempermudah dan Mengompakkan Murid
Di dalam
hadis tersebut terdapat perkara yang terkandung di dalamnya berupa memudahkan
dalam segala urusan, meninggalkan sesuatu yang memberatkan.
Teladan
penting yang perlu kita teladani dari seorang pendidik yang diabaikan dalam
sirah Nabi kita yang mulia adalah tidak pernah memberatkan murid. Sebaliknya,
beliau selalu memberikan kemudahan kepada mereka; sebagaimana yang beliau
tuturkan sendiri.
Imam Muslim
Meriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah dari Nabi, bahwa beliau bersabda :
عن جابر ابن عبدالله عن النبى صلى
الله عليه وسلم قال: اِنِّ الله َلَمْ يَبْعَثْنِيْ مُعَنَتِّاً وَلَكِنْ
بَعَثَنِيْ مُعَلِّمًا مُيَسِّرًا ( رواه مسلم )
Dari Jabir bin Abdullah dari Nabi SAW.
“Sesungguhnya Allah tidak mengutusku sebagai orang yang menyusahkan (hamba-Nya)
dan orang yang mencari-cari kesalahan. Akan tetapi, Dia mengutusku sebagai
seorang guru yang memberi kemudahan”
Imam
Muhammad bin Khulaif al-Wasytaany dalam
syarah “Mukammilul Ikmalul mu’allim” dalam Shohih Muslim mengatakan
bahwa Dalam hadis tersebut terdapat perkara yang wajib yang berupa mempermudah
dalam berbagai perkara, lemah lembut terhadap Manusia yang bisa menambahkan
iman, dan meninggalkan keberatan yang menyebabkan takutnya hati. Apalagi kepada
orang yang masanya dekat dengan iman.
Dengan
demikian dalam menyampaikan pengajaran yang baik di tuntut untuk tidak menggunakan metode yang
memberatkan dan membuat siswa itu tertekan, tetapi menggunakan cara/metode yang
menyenangkan dan mudah. Abdurrahman Mas’ud dalam menggagas konsep pendidikan islam yang lebih maju menunjuk
metode reward lebih baik daripada metode punishment. Karena
penggunaan metode ini tidak memberatkan siswa tetapi membuat murid merasa
tertantang dalam meningkatkan prestasi.
Nabi
Muhammad adalah sebagai bashir ( pemberi kabar gembira), kehadirannya
sebagai bashir dalam proses pendidikan islam tampak lebih
dominan dan signifikan. Sebagai bashir,
yakni tokoh yang membawa berita gembira dan keselamatan lahir batin ,
Nabi tidak menawarkan reward dalam bentuk materi, tetapi merangsang
kecerdasan para murid, memperhalus budi pekerti, dam mempertajam spiritual
keagamaan mereka.
Implikasi
status bashir dalam pendidikan islam adalah bahwa seorang guru, seperti
Nabi Muhammad, harus bertindak sebagai promoter of learning, baik di
dalam maupun di luar kelas, serta harus mampu berinteraksi dengan siswa secara
antusias dan penuh kasih sayang. Dengan prinsip ini , hukuman fisik bagi siswa
merupakan hal yang tidak populer dalam kamus pendidikan islam.
Oleh karena
itu dalam melakukan pengajaran menggunakan metode yang baik dan tidak
memberatkan siswa merupakan metode yang di ajarkan oleh Nabi sesuai dalam
banyak hadis yang menyebutkan tentang metode pengajaran.
B.
Metode Pendidikan
Rasulullah Saw.[1]
Rasulullah Saw. adalah pendidik
pertama dan terutama di dunia pendidikan Islam. Proses transformasi ilmu
pengetahuan, internalisasi nilai-nilai spiritualisme dan bimbingan emosional
yang dilakukannya dapat dikatakan sebagai mukzizat luar biasa, yang manusia apa
dan dimana pun tidak dapat melakukan hal yang sama.
Menurut Najib Khalid al-Amar
dalam bukunya, Tabiyyah Islamiyah bahwa metode pendidikan Islam yang dilakukan
Rasulullah Saw. pada periode Mekah dan Madinah ialah:
a.
Melalui teguran langsung
b.
Melalui sindiran
c.
Pemutusan dari jamaah
d.
Melalui pemukulan
Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari
bahasa yunani yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu
ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan
sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian.
Menurut istilah (terminologi), metode adalah aaran yang memberikan uraian,
penjelasan, dan penentuan nilai. Metode biasa digunakan dalam penyelidikan
keilmuan. Hugo F. Reading mengatakan bahwa metode adalah kelogisan penelitian
ilmiah, sistem tentang prosedur dan teknik riset. Sedangkan yang dimaksud
dengan metode pengajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pengajaran.
Metode pendidikan rasulullah saw lebih fokus pada
usaha menyucikan manusia, yang menghormati dan mengilhami nalar, dan membimbing
nalar menuju tingkatan di bawah bimbingan wahyu.
Dalam mendidik para sahabatnya, setidaknya
Rasulullah saw. menggunakan beberapaa metode pengajaran, yaitu :
a.
Ceramah
Ceramah yaitu suatu cara mengajar dengan
penyajian materi melalui penuturan dan penerangan lisan oleh guru kepada siswa.
Hasil yang hendak dicapai dalam metode ini adalah meningkatnya ketakwaan dan
perbaikan sikap, cara berfikir, dan bertingkah laku. Yang menarik dari ceramah
rasulullah Saw adalah beliau sampaikan ceramah itu dengan menyentuh hati semua
pendengar, dan sangat membantu sahabat dalam meningkatkan nilai ketakwaan
mereka. Rasulullah benar-benar dapat menyentuh hati mereka, dan mereka
menghayati betul apa yang disampaikan beliau.dari penjelasan sederhana diatas,
dapat disimpulkan bahwa ceramah yang baik adalah ceramah yang dapat mempengaruhi
diri para pendengar, yang dengan pengaruh itu para pendengar dapat menangkap
isi materi yang disampaikan dan dapat menerapkannya dengan baik.
b.
Dialog
Dalam
berdialog, rasulullah saw berbicara kepada orang lain sesuai dengan kadar
intelektual mereka, rasulullah benar-benar berbicara kepada mereka yang hadir
dengan bahasa yang dapat ditangkap pengertiannya. Sehingga seorang arab
pedalaman dengan kekerasan karakternya mampu memahami. Disamping itu juga
beliau memperhatikan daya tangkap dan kecerdasan. Kepada orang yang cerdas
terkadang beliau cukup memberikan isyarat.
Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah,
dilakukannya metode dialog yang disertai tanya jawab bertujuan membantu manusia
(dalam hal ini adalah peserta didik) dalam menemukan kebenaran
c.
Diskusi dan Tanya Jawab
Metode
diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar
pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh guna memecahakan
masalah. Dengan kata lain dalam metode ini peserta didik mempelajari sesuatu
melalui cara musyawarah diantara sesama mereka dibawah pimpinan atau bimbingan
guru. Rasulullah saw menggunakan metode ini untuk memecahkan beberapa
permasalahan penting misalnya dalam menentukan strategi yang dipakai dalam
perang Khandaq, atau tentang hukuman yang akan diberikan kepada tawanan perang
Badar. Dalam dunia pendidikan, diskusi merupakan latihan bagi peserta didik
untuk berani berpendapat dan mampu menghormati pendapat orang lain.
d.
Demonstrasi
Menurut
Hadari Nawawi, metode demonstrasi adalah proses belajar mengajar yang dilakukan
guru dengan memperlihatkan suatu proses pada sejumlah peserta didik. Sebagai
seorang pengajar, rasulullah saw juga menggunakan metode demonstrasi untuk
mengajarkan ibadah yang berstatus wajib seperti sholat. Sesuai dengan sabda
beliau “ sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku sholat ”.
e.
Pemberian Tugas
Metode
mengajar Balance in Capacity artinya seorang pendidik dalam pemberian
tugas dan menjelaskan sesuatu harus disesuaikan dengan kemampuan dan pemahaman
yang dimiliki oleh anak didik. Rasulullah saw. biasanya menggunakan metode in
untuk memberikan pengalaman kepada sahabat. Misalnya beliau memerintahkan
kepada Zaid bin Tsabit agar belajar bahasa non arab, yang semata-mata bertujuan
untuk memberikan pengalaman kepada Zaid bin Tsabit dan kedepan dapat membantu
para sahabat dalam belajar memahami bahasa asing.
Menurut
Ummu (2010;196) ada delapan metode pembelajaran dalam pendidikan, yaitu :
1.
Metode Keteladanan
Keteladanan yang baik lagi shalih
adalah saran terpenting dalam pendidikan. Ia memiliki pengaruh yang sangat
besar. Namun, ketidak sesuaian anatar ucapan dan perbuatan akan menjadi racun
dalam pendidikan. Allah Swt. Telahmencela para pendidik yang perbuatannya
mneyelisishi ucapannya.
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ
الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا
تَعْقِلُونَ
“Mengapa kamu suruh orang lain
(mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewaiban)mu sendiri,
padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir” (QS. Al
Baqarah:44)
2.
Bimbingan dan Nasehat
Bimbing dan nasehati anak dengan
penuh kasih sayang. Sebab jiwa anak akan terpengaruh dengan kata-kata yang
disampaikan kepadanya, apalagi jika kata-kata itu dihiasi dengan keindahan,
kelembutan dan kasih sayang. Nasehat yang baik termasuk sarana yang
menghubungkan jiwa seseorang dengan cepat. Sebagaimana ungkapan hikmah yang
mengatakan, “Bicaralah dari hati niscaya ucapanmu akan masuk ke dalam hati”.
Dalam Al Qur’an banyak nasehat yang dapat kita petik, salah satunya :
Allah berfirman :
وَقُولُوا
لِلنَّاسِ حُسْنًا
“Dan
ucapkanlanh kata-kata yang aik kepada manusia.” (Q.S Al Baqarah:83)
Agar nasehat membawa perbaikan
maka perhatikanlah hal-hal berikut ini:
a.
Ulang-ulangilah nasehat karena tabiat manusia adala
lupa.
b.
Pilihlah waktu yang tepat, yaitu waktu ketika
kondisi kejwaannya dalam keadaan kondusif.
c.
Gunakanlah kata-kata yang mudah dan dapat dipahami
sesuai dengan usia anak serta daya tangkap dan nalarnya. Ali bin Abi Thalib
r.a. berkaata :
“Berbicaralah
kepada manusia dengan apa yang dapat mereka fahami, apakah kalian suka kalu
mereka nanti mendustai Allah dan Rasul-Nya?” (H.R. Bukhari).
3.
Kisah dan Cerita
Kisah termasuk saran pendidikan
yang efektif. Sebab ia dapat mempengaruhi perasaan dengan kuat. Ia uga dapat
menadi khayalan berpindah bersama kisah-kish yang nyata. Allah Swt. Juga
menggunakan metode ini dalam mendidik, mengajar, dan mengarahkan. Dalam
Al-Qur’an, Allah Swt. Menyebutkan tentang kisah-kisah para nabi dan rasul. Dia
berfirman :
وَكُلًّا
نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ
وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan
Semua Kisah dari Rasul-Nya Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang
dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu
kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman”. (QS.
Huud:120)
Kisah dan cerita uga dapat
mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Akan mencipatakn kehangatan dan
keakraban tersendiri, sehingga akan membantu kelancaran komunikasi.
4.
Mengambil Pelajaran dari berbagai peristiwa dan
kejadian
Peristiwa keseharian akan memberi
pengaruh sikap terhadap peristiwa-peristiwa yang dialami anak. Pendidik yang
cerdas sangat menginginkan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya, tidk akan
membiarkan suatu kejadian melintas begitu saja tanpa mengambil pelajaran
darinya untuk ia sampaikan kepada anak-anaknya. Peristiwa-peristiwa kehidupan
termasuk saran-saran terpenting dalam mendidik, karena memiliki pengaruh yang
besar bagi anak. Dalam Al- Qur’an diturunkan berangsur-angsur menurut peristiwa
yang terjadi agar lebih mengakar dalam hari manusia.
5.
Metode pembiasaan
Dengan pembiasaan maka urusan
yang banyak akan menjadi mudah. Baik urusan agama sampai urusan yang kecil,
dari urusan yang penting sampai yang sepele, dan dari urusan yang sifatnya
pribadi sampai tanggung jawab yang berkaitan dengan orang lain.
6.
Memanfaatkan waktu luang
Rasulullah Saw. bersabda :
“Dua
nikmat yang kebanyakan manusia tertipu dengannya: kesehatan dan waktu luang.”
(H.R Al-Bukhari)
Hadits ini menunjukan bahwa waktu
luang adalah nikmat bila kita memanfaatkannya. Namun jika tidak, maka hal itu
akan menjadi kerugian dan hukuman, serta penyesalan didunia dan akhirat. Dorongan
anak untuk mengisi waktu luang kosong dengan kebaikan dan sesuatu yang
bermanfaat hingga tidak dimasuki oleh keburukan, kerusakan dan kesesatan.
Berikan pengarahan yang benar dalam jalur kebaikan.
7.
Pemberian motivasi
Motivasi yang terus-menerus akan
menungkatkan kreatifitas anak dalam melakukan kebaikan dan hal yang bermanfaat.
Dampingi terus menerus dan berikan dukungan sebaik-baiknya. Motivasi ini bisa
berbentuk bahasa kata-kata ataupun bahasa tubuh. Dengan memberikan dukungan
moril maupun materil.
8.
Pemberian hukuman
Pendidikan dengan pemberian
hukuman ini hendaknya bermula dari ancaman hingga berakhir pada penatuhan
sanksi. Jika ternyata anak tidak menghiraukan, maka sanksi harus benar-benar
kita jatuhkan. Dengan demikian akan tertanam dalam jiwa anak ancaman kita
sungguh-sungguh dan bukan main-main.
Demikianlah metode yang Allah
Swt. Sebutkan dalam firman-Nya :
وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ
وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
“Wanita-wanita
yang kamu khawatir nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanllah mereka
di tempat tidur mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu,
maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahakannya. Sesungguhnya
Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Q.S.
An-Nissa’:34)
C.
Hadits-hadits
Metode Pendidikan[2]
1. Perintah
Mempermudah dan Mengompakkan Peserta Didik
عن ابي بُرْدَةَ عن ابي موسى قال كَانَ رسولُ الله صلى
الله عليه وسلم اِذَا بَعَثَ اَحَدًا مِنْ اَصْحَا بِهِ فِي بَعْدِ اَمْرِهِ قال
بَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا وَيَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْ ( اخرجه مسلم في
الجهاد )
“Dari abi Burdah dari abi Musa ia berkata, Rasulullah
SAW jika mengutus salah seorang sahabatnya dalam suatu perkaranya Nabi
bersabda: “ buatlah mereka bahagia dan jangan kau buat takut, dan permudahlah
jangan kau persulit”. ( H.R Muslim dalam kitab jihad )
Dengan demikian dalam
menyampaikan pengajaran yang baik di
tuntut untuk tidak menggunakan metode yang memberatkan dan membuat siswa itu
tertekan, tetapi menggunakan cara/metode yang menyenangkan dan mudah. Abdurrahman
Mas’ud dalam menggagas konsep pendidikan
islam yang lebih maju menunjuk metode reward lebih baik daripada metode punishment.
Karena penggunaan metode ini tidak memberatkan siswa tetapi membuat murid
merasa tertantang dalam meningkatkan prestasi. Oleh karena itu, dalam melakukan
pengajaran menggunakan metode yang baik dan tidak memberatkan siswa merupakan
metode yang di ajarkan oleh Nabi sesuai dalam banyak hadis yang menyebutkan
tentang metode pengajaran.
2.
Pembicaraan Bila Perlu Diulang
عن انس بن مالك انّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم كَانَ
اِذَا سَلَّمَ سَلّمَ ثَلَا ثًا وَاِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ اَعَادَ هَا ثَلَا
ثًا.( اخرجه مسلم فى الاستئذان و الادب)
“Dari Anas bin Malik sesungguhnya Rasulullah SAW jika
memberi salam Ia memberi salam tiga kali, dan jika berbicara suatu kalimat nabi
mengulanginya tiga kali.
Belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Satu proses
yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan atau latihan atau praktek
yang diulang-ulang.
Proses
pengulangan juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan seseorang. Kemampuan
melukiskan tingkah laku dan kecakapan membuat model menjadi kode verbal atau
kode visual mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah
saw. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat.
Pelajaran
lain yang kita temukan dalam sirah Rasul kita yang mulia adalah pada beberapa
situasi dan kondisi tertentu, beliau mengulangi perkataannya saat memberikan
pelajaran. Setidaknya ada tiga bentuk pengulangan yang pernah beliau lakukan:
1. Mengulangi perkataan karena adanya
permintaan;
2. Mengulangi perkataan tanpa adanya permintaan
dalam satu kesempatan yang sama;
3. Mengulangi perkataan tanpa adanya
permintaan dalam kesempatan yang berbeda.
3.
Kedudukan Rasul dan Penanggung Jawab Anak Yatim di
Surga
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم كَا فِلُ الْيَتِيْمِ لَهُ اَوْ لِغَيْرِهِ اَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ
فِي اْلجَنَّةِ وَاَشَارَ مَا لِكٌ بِالسَّبَا بَةِ. ( اخرجه مسلم في الزهد والرقا
ئق (
Dari Abi Hurairah ra. Ia
berkata, Rasulullah SAW bersabda, “orang yang mencukupi anak yatim miliknya
atau milik orang lain, Aku dan orang yang menanggung (mengurusi) anak yatim
berada di Surga adalah seperti ini.’ Imam malik mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari
tengahnya.” (HR. al-Bukhari dari Sahabat Sahl bin Sa’d).
Dalam hal
ini Nabi menggambarkan kedudukan seorang yang menanggung kehidupan Anak yatim
akan berada dalam surga seperti di isyaratkan menggunakan kedua jari beliau.
Adakalanya Nabi
yang mulia menyampaikan pelajaran dan pengajarannya pada para sahabatnya melalui perumpamaan atau tamsil. Adapun
tujuan di buatnya perumpamaan sebagaimana di jelaskan di atas ialah untuk
memahamkan sesuatu yang bersifat abstrak ( kepada orang yang diajak berbicara)
dengan cara menyerupakan kepada sesuatu yang bersifat konkret. Atau,
menyerupakan sesuatu yang bersifat konkret dengan sesuatu yang bersifat konkret
yang lebih jelas.
4.
Orang Laki-laki dan Anjing Kehausan
عن ابي هريرة رضي الله عنه انّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قا ل: (بيَنَا رَجُلٍ يَمْشِي
فَاشْتَدَّ عَليْهِ اْلعَطَشُ, فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ مَنْها, ثُمَّ خَرَجَ
فَاءِذَا هُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَئْا كُلُ الثَّرَى مِنَ اْلعَطَشِ, فقال :
لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلُ الَّذِى بَلَغَ بِيْ. فَمَلَاءَ خُفَّهُ ثُمَّ
اَمْسَكَهُ بِفِيْهِ, ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ, فَشَكَرَالله لَهُ فَغَفَرَ
لَهُ ). قا ل : يا رسول الله وَاِنَّ لَنَا فِي البَهَا ئِمِ اَجْرًا ؟. قا ل : (
فِي كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ اَجْرًا). (اخرجه البخا ري في المشقا ت )
“Dari Abi Hurairah
ra. Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW. Bersabda: suatu Ketika seorang lelaki yang
melakukan perjalanan pada tengah jalan,
seorang laki-laki itu mengalami kehausan yang sangat. Dia turun ke suatu sumur
dan meminum darinya. Tatkala ia keluar tiba-tiba ia melihat seekor anjing yang
sedang kehausan sehingga menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah yang basah.
Orang itu berkata: “Sungguh anjing ini telah tertimpa (dahaga) seperti yang
telah menimpaku.” Ia (turun lagi ke sumur) untuk memenuhi sepatu kulitnya
(dengan air) kemudian memegang sepatu itu dengan mulutnya lalu naik dan memberi
minum anjing tersebut. Maka Allah berterima kasih terhadap perbuatannya dan
memberikan ampunan kepadanya.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasullulah, apakah
kita mendapat pahala (bila berbuat baik) pada binatang?” Beliau bersabda: “Pada
setiap yang memiliki hati yang basah maka ada pahala.” (HR. Al-Bukhari dalam
kitab Musaqat).
Cerita
termasuk salah satu media pengajaran yang sukses. Ia merupakan suatu cara
pendidikan yang disenangi anak-anak dan orang dewasa. Metode kisah sangat
penting, karena Kisah selalu memikat karena mengundang pembaca atau pendengar
untuk mengikuti peristiwanya, selanjutnya akan menimbulkan kesan dalam hati. Mendidik
rasa keimanan dengan cara membangkitkan berbagai perasaan seperti kauf, rido
dan cinta, melibatkan pembaca atau pendengar ke dalam kisah itu sehingga
terlibat secara emosional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya metode adalah suatu ilmu tentang
cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada
orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian. Menurut istilah
(terminologi), metode adalah aaran yang memberikan uraian, penjelasan, dan
penentuan nilai. Sedangkan yang dimaksud dengan metode pengajaran adalah cara
yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsung pengajaran.
·
Adapun metode-metode yang digunakan Rasulullah dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada para sahabatnya yaitu sebagai berikut :
1.
Ceramah
2.
Dialog
3.
Diskusi dan Tanya Jawab
4.
Demonstrasi
5.
Pemberian Tugas
·
Menurut Ummu (2010;196) ada delapan metode
pembelajaran dalam pendidikan, yaitu
1.
Metode Keteladanan
2.
Bimbingan dan Nasehat
3.
Kisah dan Cerita
4.
Mengambil Pelajaran dari berbagai peristiwa dan
kejadian
5.
Metode pembiasaan
6.
Memanfaatkan waktu luang
7.
Pemberian motivasi
8.
Pemberian hukuman
·
Dalam hadits-hadits yang termuat dalam makalah
menyimpulkan bahwasanya metode pengajaran dapat pula menggunakan yang mudah,
diulang-ulang, dapat menggunakan perumpaan serta cerita atau kisah.
B. Saran
Penulis mengharapkan mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun serta semoga pembaca mampu mencapai
tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Khalfiah, Yuliani, Modul Mata Kuliah Hadits Tarbawi, 2014. Palangka Raya: STAIN.
Ihsan,
Ummu, Ihsan Al-Atsary, Abu, 2010.Mencetak Generasi Rabbani. Bogor : Pustaka
Darul Ilmi
Zaairul
Haq, Muhammad, 201j0. Muhammad Saw Sebagai Guru. Jawa Tengah : Kreasi Wacana
Hadist_Tarbawi_Metode_Pendidikan_Menurut_Rasulullah_Saw___Islamic_Centre.Html
[1] Muhammad Zaairul Haq, 2010, Muhammad Saw. sebagai Guru, Kreasi
Wacana:Jawa Tengah, hlm. 144-199
[2] Http://
HADIST_TARBAWI_METODE_PENDIDIKAN_MENURUT_RASULULLAH_SAW___Islamic_Centre.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar